NAMA
: FIDILLAH RAHMA
KELAS
:
2EA22
NPM
: 13213441
APA ITU
LEUKIMIA ?
Apa itu
leukemia dan penyebabnya - Leukemia
adalah peningkatan abnormal jumlah sel darah putih. Sel-sel darah putih
(leukosit) ini menekan elemen darah lainnya seperti sel-sel darah merah
(eritrosit) dan keping-keping darah (trombosit). Sel-sel darah putih yang
meningkat ini belum matang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Darah kita memiliki tiga tipe sel : sel darah putih (leukosit) yang berperan dalam memerangi infeksi, sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen, dan keping darah (trombosit) yang membantu proses pembekuan darah. Semua elemen darah ini berada dalam cairan yang disebut plasma darah. Setiap hari ratusan milyar sel darah baru diproduksi dalam sumsum tulang, dan kebanyakan dari mereka adalah sel darah merah. Pada penderita leukemia, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari yang dibutuhkan. Beberapa sel darah putih belum matang dan cenderung bertahan lebih lama dari waktu normalnya.
Darah kita memiliki tiga tipe sel : sel darah putih (leukosit) yang berperan dalam memerangi infeksi, sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen, dan keping darah (trombosit) yang membantu proses pembekuan darah. Semua elemen darah ini berada dalam cairan yang disebut plasma darah. Setiap hari ratusan milyar sel darah baru diproduksi dalam sumsum tulang, dan kebanyakan dari mereka adalah sel darah merah. Pada penderita leukemia, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari yang dibutuhkan. Beberapa sel darah putih belum matang dan cenderung bertahan lebih lama dari waktu normalnya.
Walaupun
jumlahnya sangat banyak, sel-sel leukemia ini tidak dapat memerangi infeksi
sebagaimana yang dilakukan sel darah putih normal. Karena jumlahnya yang
menumpuk, sel-sel leukemia ini menggangu fungsi organ vital, termasuk juga
proses pembentukan sel-sel darah yang sehat. Akhirnya tubuh tidak memiliki sel
darah merah yang cukup untuk suplai oksigen. Akibatnya penderita leukemia
menglami anemia, serta peningkatan resiko terjadinya pendarahan, memar maupun
infeksi.
Kasus leukemia diklasifikasikan
menjadi 2 tipe yaitu akut dan kronis. Pada leukemia akut, peningkatan terjadi
sebelum pertumbuhan sel darah putih mencapai tahap kematangannya. Sedangkan
leukemia kronis berkembang lebih lambat, dengan sel darah putih yang berkembang
sampai mencapai kematangan sempurna.
Lebih dalam lagi, leukemia
diklasifikasikan berdasarkan tipe sel darah putih yang terlibat, sel-sel
mieloid (neutrofil, basofil, atau eosinofil) atau sel-sel limfoid (limfosit).
Di bawah mikroskop, 2 tipe sel darah putih ini dapat dengan mudah dibedakan, dimana
sel-sel mieloid mengandung granula atau partikel-partikel yang sangat kecil,
sedangkan sel-sel limfoid tidak demikian.
Apakah penyebab Leukemia?
Tidak
ada seorangpun yang mengetahui secara pasti apa penyebab leukemia. Walaupun
abnormalitas kromosom dihubungkan dengan leukemia, namun abnormalitas kromosom
tersebut tidak menyebabkan leukemia. Sebagai contoh, pada hakekatnya semua
penderita Chronic Myelogenous Leukemia (CML)/Leukemia Mielogenik Kronis (LMK)
dan beberapa penderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik
Akut (LLA) memiliki kelainan kromosom yang dikenal dengan kromosom Philadelphia
(translokasi dari kromosom 9 dan 22) pada sel darah putih dan sumsum tulang.
Sedangkan pada tipe leukemia lainnya, abnormalitas kromosom adalah yang didapat
(acquired), bukan yang diturunkan (hereditary) maupun bawaan lahir
(congenital).
Kelainan
genetik yang dihubungkan dengan Acute Myeloid Leukemia (AML)/Leukemia
Mielositik Akut (LMA) meliputi Down Syndrome, Bloom Sydrome (penyakit penuaan
dini akibat kehilangan gen repair DNA), Anemia
Fanconi (kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan mutasi 13 gen dan
menyebabkan pansitopenia (rendahnya jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit),
hipoplasia sumsum tulang, dan instabilitas kromosom), atau defisiensi sistem
imun seperti Wiskott-Aldrich Syndrome (kelainan genetik terpaut kromosom-X yang
diturunkan secara resesif, yang menyebabkan defisiensi sistem imun primer (yang
melibatkan Limfosit B dan T), dan trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit)),
Ataxia-Telangiectasia (kelainan
autosomal resesif yang ditandai dengan ataxia (ketidakmampuan koordinasi otot)
dan telangiectasia (pembesaran pembuluh darah kapiler)).
Faktor lingkungan, terutama
meningkatnya polusi mempengaruhi resiko terjadinya leukemia. Perokok juga lebih
rentan untuk terserang leukemia. Penelitian juga menghuungkan terpapar radiasi
jangka panjang dan bahan-bahan kimia di rumah maupun tempat kerja (seperti
bahan bakar minyak dan cat pewarna rambut) serta radiasi non-ionisasi dengan
leukemia.
Leukemia juga dapat
merupakan komplikasi (namun jarang terjadi) dari kemoterapi atau radioterapi
yang dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker lainnya. Resiko terjadinya
leukemia akut meningkat pada pasien kanker yang mendapatkan kedua terapi
tersebuat. Resiko ini paling umum terjadi pada penderita kanker payudara serta
limfoma Hodgkin's dan non-Hodgkin's. Selain itu, resiko ini juga sering pada
penderita kanker testis, mieloma, dan sarcoma.
Radiasi ionisasi seperti
terpapar ledakan nuklir, debu uranium dan gas radon juga dihubungkan dengan
leukemia.
Selain itu riwayat keluarga
juga merupakan faktor resiko terjadinya leukemia. Sebagai contoh, jika salah
seorang dari pasangan kembar identik menderita Acute Limphoblastic Leukemia
(ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), maka saudara kembarnya memiliki
kemungkinan 20% untuk menderita Acute Limphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA) dalam waktu 1 tahun.